Bismilahirrahmanirrahim
Pada 2014, Fisher RS mendefinisikan epilepsia sebagai
berikut :
a.
setelah setidaknya 2 kejang yang diprovokasi
dengan jarak waktu 24 jam
b.
Atau setelah satu kejang yang tidak diprovokasi
(atau refleks) ketika ada 60% kemungkinan kejang kambuhan (mirip dengan setelah
dua kejang yang tidak diprovokasi) selama 10 tahun ke depan
c. Atau Ketika sindrom epilepsy dapat diidentifikasi
KLASIFIKASI EPILEPSI ILAE 2017
Dalam pengidentifikasian epilepsy dapat dirincikan seperti
ini :
1.
Harus tau tipe kejangnya bagaimana?
2.
Tipe epilepsy/ tidak diketahui kejangnya
3.
Sindrom epilepsy : Tak hanya kejang dan adanya kelainan
structural
Dengan etiologi :
1.
Contoh pada kelainan kepala besar (struktur)
2.
Genetik mutase contoh SCNIA, SCNIB
3.
Infeksi
Diagnosis Epilepsi pada Anak :
1.
Riwayat :
a.
Kejang berulang
b.
Kejang fokal atau umum
c.
Perkembangan normal atau terlambat
2.
Pemeriksaan fisis dan neurologis
3.
Pemeriksaan lain :
a.
Elektroensefalografi (EEG)
b.
MRI Kepala, bila ditemukan diagnose : struktur
dan kejang tak kunjung membaik
c.
Laboratorium -> elektrolit
4.
Kejang epilepsy : Gerakan ritmik, reflek pupil tak
ada,
5.
kalau anak 12 tahun->epilepsy -> biasanya
bisa menghindari bahaya
6.
Bila kejang biasanya dapat kencing & BAB
sendiri lalu lidah tergigit
Kejang Fokal
1.
Fokal klonik atau distonik
2.
Versive, kepala miring
3.
Mata melihat ke kiri atau ke kanan
4.
Aura = anak sudah bisa memberi tau kapan akan
kejang (sensoris)
5.
EEG : focal epilepticform activity
Kejang Umum
1.
Semua ekstremitas bergerak = kaku-flexi -> kelojotan
(kaki kanan gerak semua)
2.
Mata melihat ke atas
3.
Bengong dipicu oleh stress
4.
Kaget-kaget = kejut hingga hilang napas sampai
kaku -> biasanya pada bayi
5.
EEG : generalized epilepticform activity
KEJANG FOKAL DAPAT BISA JADI KEJANG UMUM
1.
Kejang seluruh tubuh dengan hasil EEG fokal
2.
Kejang seluruh tubuh kemudian setelah kejang
terjadi hemiperase (gejala kejang fokal jadi umum)
Pemeriksaan EEG
1.
Pemeriksaan sangat dianjurkan 2 x 24 jam setelah
kejang sehingga kalau kejadiannya lebih lama harus ke ICU
2.
Pasien kejang saat tidur, rekaman dilakukan saat
sadar sampai tidur alami
Pemeriksaan neuroimagining (ILAE 1997)
1.
Adanya mesial temporal sclerosis
2.
Kejang fokal pada semua umur dan bukan epilepsy fokal
idiopatik
3.
Kejang yang sulit diklasifikasi atau kejang umum
pada usia dibawah 2 tahun
4.
Kejang yang sulit terkontrol dan pola kejang
yang berubah
5.
Kejang umum simtomatis
6.
Kejang awal dengan peningkatan tekanan intracranial
atau status epilepticus
Epilepsi idiopatik :
1.
Perkembangan neurologis normal
2.
Pemeriksaan fisis neurologis normal
3.
Gelombang irama dasar EEG dalam batas normal
4.
Tipe kejang hanya Satu
5.
MRI kepala dalam batas normal
Epilepsi simtomatik :
1.
Prognosis buruk
2.
Sulit terkontrol dengan satu OAE
3.
Memerlukan OAE lini 2
4.
Rujuk
Kasus
- P,
wanita, usia 6 tahun, 6 bulan
- Sering
bengong, sehari lebih dari 10 kali; pelajaran mundur
- Perkembangan
normal
- EEG: 3
Hz spike-slow wave
- Diagnosis
: Childhood absence epilepsy
- Terapi:
- Asam
valproate
- Lamotrigin,
Topiramate
Pengobatan Pasien Epilepsi :
1.
Kapan memulai pengobatan
a.
Individual : pertimbangan matang (efek samping
obat terhadap perkembangan anak)-> harus intensitas kuat
b.
Pertimbangan :
i.
Frekuensi kejang -> lama, frekuensi I dan II
berdekatan
ii.
Klinis neurologis
iii.
Prognosis
iv.
Harapan orangtua
c.
Anak dengan kejang singkat, klinis baik,
prognosis baik dan banyak klinisi menunda OAE setelah kejang ke-3
2.
Prinsip pemilihan OAE
a.
Liat slide + Dalam semua kejang, obat yang harus
diberikan pertama kali adalah diazepam temasuk epilepsy
b.
Paradigma pengobatan epilepsy
c.
Farmakokinetik AED
3.
Prinsip pemberian OAE
a.
Tujuan pengobatan monoterapi – obat dinaikkan
tiap 1-2 minggu sampai kejang terkontrol tanpa efek samping
b.
Berikan OAE ke 2, bila dosis maksimal tercapai
dan kejang belum terkontrol (bebas kejang)
c.
Timbul efek samping obat dan alergi
d.
Dalam pemberian OAE terdapat 2 lini pilihan dan
dosis :
i.
Obat lini pertama :
1.
Asam valproat - 10-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
2.
Carbamazepine - 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
3.
Fenitoin
- 5-7 mg/kgBB/hr, 3 dosis
4.
Phenobarbital
- 4-8 mg/kgBB/hr, 2 dosis
ii.
Obat lini kedua :
1.
Asam valproat - 10-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
2.
Carbamazepine - 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
3.
Fenitoin
- 5-7 mg/kgBB/hr, 3 dosis
4.
Phenobarbital
- 4-8 mg/kgBB/hr, 2 dosis
4.
Kapan menambah OAE ke dua
a.
Asam valproat - 10-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
b.
Carbamazepine - 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
c.
Fenitoin
- 5-7 mg/kgBB/hr, 3 dosis
d.
Phenobarbital
- 4-8 mg/kgBB/hr, 2 dosis
5.
Lama pemberian OAE
a.
Kejang umum tonik klinik -> 2 tahun bebas
kejang
b.
Kejang partial atau partial umum -> 3 tahun
bebas kejang
c.
Asam valproat - 10-40 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
d.
Carbamazepine - 10-30 mg/kgBB/hr, 2-3 dosis
e.
Fenitoin
- 5-7 mg/kgBB/hr, 3 dosis
f.
Phenobarbital
- 4-8 mg/kgBB/hr, 2 dosis
Efek Samping OAE
1.
Fenitoin = Hiperplasi gingiva
2.
Carbamazepine = Steve Johnson Syndrome
3.
Asam Valproat = Gangguan fungsi hati dan darah
Simpulan :
Diagnosis Epilepsi saat ini perlu ditentukan etiologi dan komorbiditasnya
Prinsip pengobatan epilepsy adalah OAE monoterapi
Perlu pertimbangan matang secara individual (indikasi, efek
samping, harga OAE)
Orangtua perlu dijelaskan tentang efek samping OAE yang
diberikan
Comments
Post a Comment