Skip to main content

PMS : PERKENALAN PATOLOGI DAN PATOLOGI SEL

Assalamualakum wrwb.


Hallo rekan sejawat. Bagaimana liburan 2 minggunya? Kali ini saya akan membuat sesi baru di blog saya, judulnya adalah Pembelajaran Mula Semester sebagai bekal agar kita tidak dihujat oleh dosen, seperti "angkatan kalian tuh gak belajar ya?". Dan karena kita sudah tingkat 2, saya harap teman teman lebih aktif ya saat kuliah, jujur saya juga masih belajar jadi kadang ada beberapa yang saya sebenernya gak ngerti. Udahlah sesi curhat ini, silahkan dinikmati 'PMS'-nya.


DISCLAIMER : HANYA CATATAN, UNTUK PENGETAHUAN LEBIH LANJUT DAN AKURAT SILAHKAN BACA BUKUNYA JANGAN DIBUKA AJA.


PENDAHULUAN


Apa sih patologi?


Patologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang terdiri dari dua kosakata yaitu 'pathos' yang artinya penyakit dan 'logos' yang artinya ilmu. Ilmu ini mempelajari suatu perubahan struktural, biokimia, dang fungsi dalam sel, jaringan, dan organ yang terjadi karena penyakit. Dibagi menjadi 2 : umum dan sistemik. Ada 4 aspek penting dalam patologi yang harus diketahui :


  • Etiologi = penyebab terjadinya penyakit

  • pathogenesis = mekanisme perkembangan penyakit 

  • Perubahan molekular dan morfologi = perubahan biokimia dan struktur

  • Manifestasi klinis/ gejala klinis  

Adaptasi sel terjadi ketika suatu sel yang awalnya berada dalam keadaan seimbang (homeostatis) mendapat stress fisiologi maupun rangsangan patologi lalu sel tersebut merespon dan me-reversible  fungsi sehingga sel selamat dan lanjut  bekerja. Adaptasi terjadi karena sel akan selalu berusaha mempertahankan diri. Namun, bila kemampuan adaptasi sel terlampaui atau stress berangsur-rangsur bertambah maka sel akan menjadi jejas sel yang bisa berujung kematian sel


Respon sel terhadap perubahan sel


Keterangan: Kematian sel adalah hasil dari proses jejas sel, termasuk kejadian penting dalam evolusi penyakit di jaringan/organ. Ada 2 jenis kematian sel yaitu nekrosis dan apoptosis yang dipicu oleh beberapa hal.


4 Macam Adaptasi sel :

  1. Hipertrofi : 

    1. Morfologi : Ukuran sel bertambah besar tetapi tidak ada sel baru yang tumbuh. Hal ini juga mengakibatkan ukuran organ bertambah. Biasanya di neuron, otot rangka, dan otot jantung 

    2. Etiologi : fisiologi atau patologi -> produksi protein sel meningkat

    3. Contoh normal = hipertrofi otot karena melakukan diet body builder 

    4. Pathogenesis :

Keterangan : Ada 3 faktor yang mempengaruhi hipertrofi; pertama Regangan mekanis yag dipengaruhi oleh peningkatan beban kerja, kedua dari hormon agonis (contohnya angiotensin, dan terakhir dari faktor pertumbuhan. Ketiga faktor tersebut akan memberikan sinyal kepada jalur transduksi yang nantinya diterima oleh faktor transkripsi (dimana kandungan DNA meningkat karena berhenti di siklus sel tanpa alami mitosis). Efek yang diberikan juga terkait dengan 3 faktor tersebut yakni Induksi gen embrionik atau fetal (mengakibatkan peningkatan performansi mekanik dan penurunan beban kerja), peningkatan sintesis protein kontraktif (mengakibatkan peningkatan performansi mekanik) , peningkatan produksi GF (masuk kembali ke faktor pertumbuhan-> tak ada sel baru). 

  1. Hiperplasia

    1. Morfologi : Peningkatan jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan, biasanya mengakibatkan bertambahnya massa organ atau jaringan tersebut. Dapat terjadi bersamaan dengan hipertrofi dan terjadi di sel yang dapat membelah 

    2. Etiologi : 

      • Fisiologi

        • Hiperplasia hormonal = meningkatkan kapasitas fungsional jaringan bila diperlukan.

        • Hiperplasia kompensasi = meningkatkan massa jaringan setelah kerusakan reseksi parsial.

      • Patologi 

        • Disebabkan oleh kelebihan hormon atau faktor pertumbuhan yang bekerja pada sel target.

        • Berbeda dengan kanker.

    3. Mikroskop :

Image result for normal endometrium vs hyperplasia histopathology


  1. Atrofi 

    1. Morfologi : Berkurangnya ukuran organ atau jaringan akibat penurunan ukuran dan jumlah sel. 

    2. Etiologi : 

      • Penurunan beban kerja (atrofi karena tidak digunakan)

      • Kehilangan persarafan (atrofi denervasi)

      • Suplai darah berkurang

      • Nutrisi yang tidak memadai

      • Hilangnya stimulasi endokrin

      • Tekanan

        • Atrofi terjadi akibat penurunan sintesis protein dan peningkatan degradasi protein dalam sel.

    3. CONTOH :


  1. Metaplasia

    1. Morfologi : Perubahan reversibel di mana satu jenis sel yang berbeda (epitel atau mesenkim) digantikan oleh jenis sel lain. Bila metaplasi sangat persisten akan menjadi displasia (awal dari tumor ganas). 

    2. Pathogenesis : Adanya reprogramming stem cell yang nanti memberi sinyal kepada sitokin, growth factor, dan komponen matriks ekstraseluler

    3. Mikroskopis : 

      • Metaplasia epitel dari kolumnar ke skuamosa di saluran pernapasan sebagai respons terhadap iritasi kronis.

      • Metaplasia dari kolumnar ke epitel skuamosa berlapis sebagai respons terhadap batu di saluran ekskretoris kelenjar ludah, pankreas, atau saluran empedu.

      • Metaplasia dari tipe skuamosa ke kolumnar di Barrett esophagus.

    4. Contoh : Metaplasia di bronkus

Ada salah satu bentuk dari adaptasi sel namun beberapa sumber mengatakan proses tersebut sudah termasuk jejas bernama Displasia. Displasia adalah perubahan pertumbuhan sel pada ukuran, bentuk, dan jejas yang bila bertambah beratnya akan menjadi jejas.


JEJAS SEL DAN KEMATIAN SEL

Bila adaptasi tidak bisa berhomeostatis, maka sel akan berubah menjadi jejas. Prosesnya adalah seperti ini :

JEJAS REVERSIBEL

Jejas reversibel adalah jejas sel yang dapat dikembalikan secara normal, melalui pengobatan maupun terapi. Ada 3 macam jejas reversibel pada sel :

  1. Cloudy Swelling / bengkak keruh = Manifestasi pertama pada hampir semua sel yang rusak. 


“Proses pembengkakan sel karena gangguan-gangguan mekanisme regulasi dari sel, gangguan metabolisme energi (pada suplai energi yaitu ATP) sehingga mekanisme energi transport aktif Na (“sodium pump”) terganggu dan terjadi peninggian volume intraseluler dan tekanan hidrostatik dalam sel. Akan terjadi isosmotic swelling dan selanjutnya mengganggu permeabilitas membran dan mengganggu sintesis protein dalam membran sehingga lebih memperburuk keadaan” - dr. Mariska E


  1. Fatty change/ Degenerasi Lemak

  2. Hydropic Change/ Degenerasi vakuoler -> Timbulnya vakuola pada sitoplasma dikarenakan volume air yang bertambah.


PENJELASAN NEKROSIS DAN APOPTOSIS

Kematian sel disebabkan oleh beberapa hal, yakni :

  • Racun -> perubahan biokimia tubuh,

  • Perubahan DNA

  • Faktor fisik

  • Penurunan kadar oksigen

  • Reaksi Imun

  • Infeksi

  • Obat-obatan

  • Ketidakseimbangan nutrisi

Ada 2 jenis utama kematian sel, yaitu nekrosis dan apoptosis, yang berbeda dalam morfologi, mekanisme, dan perannya. 


SKEMA NEKROSIS DAN APOPTOSIS


NEKROSIS VS APOPTOSIS



NEKROSIS

= Kematian sel dikarenakan lingkungan yang ekstrim dan prosesnya cepat. Hal ini dikarenakan membran sel rusak lalu terjadinya pembengkakan yang berangsur-angsur membuat isi sel menjadi hancur. Kehancuran isi sel akan memicu ketidakseimbangan pada sel lalu jadilah inflamasi. Akhirnya, sel akan mati terlalu cepat.  Ada 3 peristiwa yang menunjukkan adanya nekrosis :

  • Piknosis = nukleus menciut

  • Karyolisis = “Setelah piknosis terjadi proses aksi sel hidrolisis dari DNA karena proses-proses lisosom sehingga terjadi resolusi kromatin”

  •  Karyorrhexis = fragmentasi nukleus -> inti pecah dan menggumpal

Jenis-jenis Nekrosis :

  1. Nekrosis koagulatif

    1. Etiologi : iskemik yang berat

    2. Morfologi : daerah yang rusak lebih padat, batas jelas, dan asidofilik

    3. Histologi :  sitoplasma lebih pekat, granular merah dan lebih opaque (kabur), nukleus piknotik atau malah tidak ditemukan.

    4. Pathogenesis : Koagulasi protein membuat sitoplasma sel akan mati dan menjadi opaque.

  2. Liquefaction necrosis

    1. Etiologi : suatu abses dimana terdapat pembentukan pernanahan karena suatu infeksi atau terbentuk suatu rongga yang berisi pus. Pada abses terjadi proses autolisis /heterolisis, dimana akibat lokal dari bakteri terjadi akumulasi dari leukosit, dan akumulasi ini terdiri atas leukosit yang sudah mati yaitu berupa pus. 

    2. Morfologi : Adanya jaringan leukosit yang mati atau nanah

    3. Histologi : tergantung daerah letaknya -> penyabunan pada jaringan

  3. Necrosis caseosa

    1. Morfologi : nekrosisnya terlihat berwarna putih kuning seperti keju. 

    2. Histologi : daerah nekrosis tampak sebagai suatu debris (sisa-sisa penghancuran) berupa bentuk yang amorf, granuler, yang dibentuk oleh sel-sel yang telah mengalami koagulasi

  4. Nekrosis gangrenosa

    1. Etiologi : proses iskemia dan bisa diikuti invasi bakteri.

    2. Pathogenesis : Awalnya hipoksia dan iskemia, kemudian akan diikuti suatu reaksi liquifaksi karena enzim-enzim yang dikeluarkan bakteri atau leukosit yang telah memasuki jaringan nekrosis.

    3. Manifestasi klinis : gangren kering & gangren basah

  5. Nekrosis fibrinoid

    1. Etiologi : Autoimun pembuluh darah

  6. Nekrobiosis = nekrosis fibroblas dalam jaringan fibrosa yang utuh. Morfologinya adalah nekrobiosis lipoidika dan granuloma annulare.


APOPTOSIS

= Kematian normal pada sel agar tubuh tetap menjaga homeostatis. Dalam apoptosis, tidak ada membran sel yang hancur tetapi isi sel menyusut hingga hancur. Sel sel yang hancur ini nanti akan dimakan oleh sel imun. Contoh : sel darah merah setelah 120 hari akan menjalani proses apoptosis. Namun, bila sel tidak mati dengan waktu yang tepat, sel akan menjadi kanker dan bila proses apoptosis tidak normal maka sel akan sakit. 


Comments

Popular posts from this blog

CoCoLan : Histologi Kulit

  Kulit Kulit memiliki nama lain = Integumen (Integere =  menyelubungi) ; latin. Kulit merupakan organ terbesar sekitar ±15 % dari  tubuh Fungsi Kulit: Menghalangi serangan  mikroorganisme Mengatur suhu tubuh Menerima rangsang Membuat vitamin D (dengan bantuan UV) Mendiagnosa penyakit Kulit berasal dari  : Ektodermal yang berkembang menjadi epidermis  Mesodermal lalu dermis Pembagian kulit  ada 2, yaitu Kulit tebal (tak ada folikel rambut) & Kulit tipis (ada folikel rambut). GAMBAR. Skematik Kulit Tipis Kulit Tebal Kulit ini memiliki Epidermis tebal dan Tidak berambut. Berlokasi pada telapak tangan dan  kaki. Ciri khasnya adalah terdapat finger mark (sidik jari/kerutan-kerutan jari). Kulit tebal dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Epidermis = lapisan basal sampai keratin Dermis = setelah basal ke bawah/profundus. Hypodermis = kelenjar lemak GAMBAR. Histologi Kulit Tebal. SC = Stratum Corneum, SG = Stratum Granulosum, SS= Stratum Spinosum, ER = Epidermis, D = Dermis.  Kulit Tipis memil

AHA : Praktikum Ekstremitas posterior dan anterior

  6 Semitendinosus muscle 17 Biceps femoris muscle 21 Sartorius muscle 22 Semimembranosus muscle 23 Tendon of gracilis muscle 24 Tibial nerve 25 Medial head of gastrocnemius muscle 26 Common fibular nerve 27 Tendon of biceps femoris muscle 28 Lateral head of gastrocnemius muscle 1 Gluteus maximus muscle (divided) 2 Position of coccyx 3 Piriformis muscle 4 Superior gemellus muscle 5 Obturator internus muscle 6 Inferior gemellus muscle 7 Ischial tuberosity 8 Quadratus femoris muscle 12 Gluteus medius muscle 13 Adductor minimus muscle 14 Adductor magnus muscle 15 Long head of biceps femoris muscle 16 Iliotibial tract 1 Semitendinosus muscle 2 Semimembranosus muscle 3 Sartorius muscle 4 Tendon of gracilis muscle 5 Medial head of gastrocnemius muscle 11 Biceps femoris muscle 12 Plantaris muscle 13 Common fibular nerve 14 Lateral head of gastrocnemius muscle 15 Soleus muscle 18 Popliteal fossa 20 Popliteus muscle 21 Tendinous arch of soleus muscle 1 Anterior superior iliac spine 2 Inguinal l

CoCoLan : Histologi Mata dan Telinga

  GAMBAR. Mata dari depan. Bisa dilihat ada 2 konjungtiva, konjungtiva posterior (berkelok-kelok & bercabang-cabang) dan konjungtiva siliaris (lurus). di ujung medial dekat hidung terdapat cactus medial dan di ujung lateral dekat telinga terdapat cactus lateral. Di mata juga terdapat saluran bernama punctus lateral. Anatomi mata  GAMBAR. Lensa di tengah karena ada zonulasi zeen. Ada sklera dan corpus silliaris (menggantung ligamentum). Kelopak Mata Terdiri dari : jaringan ikat, otot, kulit dan membran mukosa. Konjungtiva juga merupakan bentuk dari mukosa. GAMBAR. Pars cutanea memiliki rambut yang menutupi otot orticularis. Terdapat kelenjar membran antara lempeng tarsus. Bisa dilihat disini terdapat pars silliaris = tempat berbaris rapi sillia. Juga terdapat muara ductus yang menuju margo palpebra. Konjungtiva terdiri dari:  epitel  berlapis pipih tak bertanduk  sel Goblet  Stroma  dengan topografi:  Bulbi  Fornix  Palpebra  di mana konjungtiva palpebra melekat di palpebra pas muko